Dalam satu pertemuan antara Pengurus Masjid dan Panitia Penerimaan Waqaf Tanah, pernah mewacanakan untuk membangun Masjid Jami' Al-Ishlah dengan mengadopsi bentuk bangunan Masjid Al-Irsyad Padalarang. Wacana tersebut mengemuka lantaran bentuk Masjid yang menyerupai bangunan Ka'bah itu merupakan salah satu dari lima bangunan yang mendapatkan predikat "Building of The Year 2010" oleh "The Frame Building Association" .
Untuk mengetahui keunikan tentang Masjid Al-Irsyad, di bawah kami sajikan sebuah Artikel yang ditulis oleh Dimas A.R. Kambuna, dan dilengkapi dengan foto-foto yang diunduh dari beberapa blog yang juga menulis tentang masjid yang sama.
Foto :
Diunduh dari beberapa Blog.
Pada
tahun 2011 lalu, saya berkesempatan berkunjung ke Masjid Al-Irsyad di daerah
Kotabaru, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Sebelumnya saya penasaran
melihat berita yang menampilkan gambar Masjid yang memiliki arsitektur yang
unik ini. Sesampainya disana, saya takjub melihat desain masjid tersebut.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun, sejak diresmikan 2010 lalu, bangunan ini
sudah mencuri perhatian tidak hanya warga sekitar tetapi juga di dunia maya.
Masjid
ini dibangun di atas lahan seluas 1 Ha yang berdampingan dengan Al Irsyad Satya
Islamic School (affiliated to Al Irsyad Singapore), sebuah sekolah Islam
International yang ada di Kota Baru Parahyangan sebagai Kota Mandiri Berwawasan
Pendidikan. Luas bangunan masjid adalah 1700M2 dan selasar 800 M2, sehingga
diharapkan dapat menampung 1500 orang jamaah. Arsitek masjid tersebut, Ridwan
Kamil menyebutkan bahwa desain masjid tersebut kaya akan filosofi keagamaan.
Ide masjid tersebut terinspirasi oleh Ka'bah yang ada di Hasjidil Haram, dengan
bentuk kubus sederhana namun memiliki kesan atau impresi yang kuat dan
mendalam.
Satu
hal yang ingin diungkapkan oleh desain masjid tersebut adalah berusaha
memanggil orang untuk beribadah di dalamnya, terutama di saat maghrib hingga
malam hari dengan kalimat syahadat yang muncul pada dinding bagian luar
masjid sebagai efek dari cahaya lampu dari dalam masjid yang terpancar
melalui lubang-lubang pada dinding masjid tersebut. Masjid yang terletak di
Padalarang ini masuk 5 besar "Building Of The Year 2010"
oleh National Frame Building Association. Acara akbar yang melibatkan
para arsitek di seluruh dunia ini menempatkan Masjid Al Irsyad dalam kategori
religious architecture. Menurut ArchDaily, situs publikasi
arsitektur terpopuler, Masjid Al Irsyad cukup populer di antara tempat ibadah
yang lain dan hanya dikalahkan oleh Gereja Tampa Covenant, Florida, Amerika
Serikat.
|
Berikut
ini adalah beberapa keunikan dari Masjid Al-Irsyad:
Tidak memiliki
kubah.
Masjid
ini didesain mirip Ka'bah, berbentuk kubus dengan warna abu-abu. Desainnya
sederhana, tidak banyak ornamen namun tetap memiliki keindahan
tersendiri.
|
Dinding masjid
memiliki arsitektur yang unik yang multifungsi.
Ketika
diamati dengan seksama dari luar, dinding masjid didesain memiliki banyak celah
yang membentuk dua kalimat syahadat. Dinding tersebut juga berfungsi sebagai
ventilasi udara. Menjelang malam ketika lampu di dalam masjid mulai dinyalakan,
sinar lampu akan menerobos celah ventilasi sehingga jika dilihat dari luar
tampak seperti masjid yang memancarkan cahaya berbentuk kalimat syahadat.
Subhanalloh...
Arsitektur unik tersebut ditambah dengan aksesoris indah berupa lampu yang berjumlah 99 buah yang masing-masing tergoreskan asma Alloh, Asmaul Husna. Allohu Akbar...
Arsitektur unik tersebut ditambah dengan aksesoris indah berupa lampu yang berjumlah 99 buah yang masing-masing tergoreskan asma Alloh, Asmaul Husna. Allohu Akbar...
Ramah
lingkungan.
Masjid
ini dibangun di daerah perbukitan yang memiliki lingkungan yang cukup asri,
sejuknya udara pegunungan, dan pemandangan alam yang bagus. Hal tersebut
didukung dengan arsitektur masjid yang memanfaatkan segala potensi yang
dimiliki oleh alam.
Banyaknya celah yang ada pada dinding masjid membuat masjid tidak memerlukan banyak pendingin/penyejuk udara ketika siang, dengan memanfaatkan angin yang bertiup dan udara sejuk perbukitan. Selain itu, celah tersebut juga membuat banyak cahaya yang bisa masuk ke dalam masjid, sehingga masjid tidak memerlukan banyak penerangan di siang hari. Lingkungan masjid juga selalu terlihat bersih dan rapi.
Dibangun
dengan berlatarkan pemandangan indah.
Dengan
sisi arah kiblat masjid yang terbuka (tidak tertutup oleh dinding), ketika
mengarah ke kiblat kita akan langsung melihat pemandangan perbukitan yang cukup
indah. Masjid ini juga memiliki kolam ikan yang teletak di sekitar tempat imam
dan mimbar khotbah, yang menambah kesan suasana alam yang asri, sehingga tambah
nyaman
dalam beribadah.
Memiliki
warna klasik.
Merunut
beberapa masjid di beberapa daerah yang kadang terlihat terlalu ramai dalam
memberi warna, masjid ini terlihat klasik dengan tidak membawa banyak unsir
warna di dalamnya. Dinding luar menggunakan warna alami batu, warna abu-abu dan
warna hitam yang ditimbulkan dari celah/jendela yang bertuliskan dua kalimat
syahadat.
Secara
keseluruhan, Masjid ini begitu mengagumkan dari point yang disebutkan di
atas. Namun, saya masih menyayangkan dari sisi kamar mandi/ toilet yang dibuat
“bergaya Barat” dengan hanya menyediakan kloset dan selang air/tisu. Menurut
saya, dalam Islam, air adalah media utama untuk bersuci. Akan menyulitkan bagi
orang yang tidak terbiasa untuk menggunakan toilet tersebut dan terasa
kurang nyaman/sempit. Apakah hal ini ditujukan untuk menghemat area?? Merujuk
pada salah satu masjid yang saya jumpai di daerah Nagrek, dengan area yang
tidak terlalu luas, masjid tersebut menyediakan 10-15 kamar mandi dengan ukuran
cukup luas dan bak mandi dengan air berlimpah, sehingga merasa nyaman dalam
bersuci.
Menurut saya, selain menjadi tempat ibadah, Masjid Al-Irsyad juga dapat menjadi tujuan wisata religi tak hanya bagi masyarakat sekitar Bandung dan Jakarta tetapi juga mancanegara. Masjid ini juga dapat memberi inspirasi bagi para arsitektur muda Indonesia, untuk berkarya, salah satu bentuk dakwah untuk mengingatkan manusia dalam menyembah Alloh, Sang Pencipta. Subhanalloh...